Prinsip Pembelajaran
Prinsip Pembelajaran
Written by Ari Julianto
I. Defenisi Prinsip Pembelajaran
Prinsip dikatakan juga landasan dan berupa kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran. Kerangka teoretis adalah teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana sebuah metode dilihat dari segi
1) bahan yang akan dibelajarkan,
2) prosedur pembelajaran (bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru mengajarkan bahan), 3) gurunya, dan
4) siswanya.
II Ragam Prinsip Pembelajaran
Prinsip pembelajaran dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu
1. Prinsip umum
Yaitu prinsip pembelajaran yang dapat diberlakukan/berlaku untuk semua mata pelajaran di suatu sekolah/program pendidikan. Prinsip-prinsip umum pembelajaran di antaranya sebagai berikut.
a. Prinsip motivasi
Yaitu dalam belajar diperlukan motif-motif yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Dengan prinsip ini, guru harus berperan sebagai motivator siswa dalam belajar.
b. Prinsip belajar sambil bekerja/mengalami
Yaitu dalam mempelajari sesuatu, apalagi yang berhubungan dengan keterampilan haruslah melalui pengalaman langsung, seperti belajar menulis siswa harus menulis, belajar berpidato harus melalui praktik berpidato.
c. Prinsip pemecahan masalah
Yaitu dalam belajar siswa perlu dihadapkan pada situasi-situasi bermasalah dan guru membimbing siswa untuk memecahkannya.
d. Prinsip perbedaan individual
Yaitu setiap siswa memiliki perbedaan-perbedaan dalam berbagai hal, seperti intelegensi, watak, latar belakang keluarga, ekonomi, sosial, dan lain-lain. Dengan demikian, guru dalam kegiatan pembelajaran dituntut memperhitungkan perbedaa-perbedaan itu.
2. Prinsip khusus
Yaitu prinsip-prinsip pembelajaran yang hanya berlaku untuk satu mata pelajaran tertentu, seperti pembelajaran bahasa Indonesia. Setiap mata pelajaran memiliki banyak prinsip khusus. Prinsip-prinsip khusus pembelajaran bahasa Indonesia di antaranya sebagai berikut.
a. Ajarkan bahasa, bukan tentang bahasa
Yaitu pembelajaran bahasa merupakan aktivitas membina siswa mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi sebagai penutur bahasa. Artinya, siswa dilatih keterampilan berbahasa yang hanya dikuasai melalui praktik berbahasa. Jadi, pembelajaran bahasa merupakan kegiatan untuk menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi yang harus dilakukan melalui praktik menggunakan bahasa. Bukan sebaliknya, pembelajaran bahasa adalah aktivitas mempelajari teori atau pengetahuan tentang bahasa.
b. Bahasa target bukan sekedar objek pembelajaran, tetapi juga wahana komunikasi dalam proses pembelajaran atau di kelas.
Artinya, kegiatan pembelajaran tidak semata-mata ditujukan untuk mengenal dan menguasai bahasa target. Akan tetapi, proses pembelajaran harus menjadikan bahasa itu sebagai wahana dalam berkomunikasi, yaitu dengan menggunakan bahasa target dalam setiap kesempatan berkomunikasi tentang topik-topik di luar bahasa (pendekatan komunikatif).
c. Sejauh mungkin gunakan bahasa otentik yang digunakan dalam konteks nyata sebagai sumber bahan ajar, seperti bahasa di surat kabar, bahasa nyata dalam kehidupan.
d. Setiap bahasa memiliki sistem bahasanya sendiri. Untuk itu, dalam mempelajari bahasa kedua harus menjaga jangan sampai terjadi interferensi (pengaruh) bahasa pertamanya terhadap bahasa kedua yang dipelajari.
(Dari berbagai sumber)
Demikianlah pembahasan kita kali ini. Semoga bermanfaat. Amin.
Written by Ari Julianto
I. Defenisi Prinsip Pembelajaran
Prinsip dikatakan juga landasan dan berupa kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran. Kerangka teoretis adalah teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana sebuah metode dilihat dari segi
1) bahan yang akan dibelajarkan,
2) prosedur pembelajaran (bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru mengajarkan bahan), 3) gurunya, dan
4) siswanya.
II Ragam Prinsip Pembelajaran
Prinsip pembelajaran dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu
1. Prinsip umum
Yaitu prinsip pembelajaran yang dapat diberlakukan/berlaku untuk semua mata pelajaran di suatu sekolah/program pendidikan. Prinsip-prinsip umum pembelajaran di antaranya sebagai berikut.
a. Prinsip motivasi
Yaitu dalam belajar diperlukan motif-motif yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Dengan prinsip ini, guru harus berperan sebagai motivator siswa dalam belajar.
b. Prinsip belajar sambil bekerja/mengalami
Yaitu dalam mempelajari sesuatu, apalagi yang berhubungan dengan keterampilan haruslah melalui pengalaman langsung, seperti belajar menulis siswa harus menulis, belajar berpidato harus melalui praktik berpidato.
c. Prinsip pemecahan masalah
Yaitu dalam belajar siswa perlu dihadapkan pada situasi-situasi bermasalah dan guru membimbing siswa untuk memecahkannya.
d. Prinsip perbedaan individual
Yaitu setiap siswa memiliki perbedaan-perbedaan dalam berbagai hal, seperti intelegensi, watak, latar belakang keluarga, ekonomi, sosial, dan lain-lain. Dengan demikian, guru dalam kegiatan pembelajaran dituntut memperhitungkan perbedaa-perbedaan itu.
2. Prinsip khusus
Yaitu prinsip-prinsip pembelajaran yang hanya berlaku untuk satu mata pelajaran tertentu, seperti pembelajaran bahasa Indonesia. Setiap mata pelajaran memiliki banyak prinsip khusus. Prinsip-prinsip khusus pembelajaran bahasa Indonesia di antaranya sebagai berikut.
a. Ajarkan bahasa, bukan tentang bahasa
Yaitu pembelajaran bahasa merupakan aktivitas membina siswa mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi sebagai penutur bahasa. Artinya, siswa dilatih keterampilan berbahasa yang hanya dikuasai melalui praktik berbahasa. Jadi, pembelajaran bahasa merupakan kegiatan untuk menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi yang harus dilakukan melalui praktik menggunakan bahasa. Bukan sebaliknya, pembelajaran bahasa adalah aktivitas mempelajari teori atau pengetahuan tentang bahasa.
b. Bahasa target bukan sekedar objek pembelajaran, tetapi juga wahana komunikasi dalam proses pembelajaran atau di kelas.
Artinya, kegiatan pembelajaran tidak semata-mata ditujukan untuk mengenal dan menguasai bahasa target. Akan tetapi, proses pembelajaran harus menjadikan bahasa itu sebagai wahana dalam berkomunikasi, yaitu dengan menggunakan bahasa target dalam setiap kesempatan berkomunikasi tentang topik-topik di luar bahasa (pendekatan komunikatif).
c. Sejauh mungkin gunakan bahasa otentik yang digunakan dalam konteks nyata sebagai sumber bahan ajar, seperti bahasa di surat kabar, bahasa nyata dalam kehidupan.
d. Setiap bahasa memiliki sistem bahasanya sendiri. Untuk itu, dalam mempelajari bahasa kedua harus menjaga jangan sampai terjadi interferensi (pengaruh) bahasa pertamanya terhadap bahasa kedua yang dipelajari.
(Dari berbagai sumber)
Demikianlah pembahasan kita kali ini. Semoga bermanfaat. Amin.